Detik berdetik
Masa demi masa
Ohh tidak sangka hanya seketika…
Wahai Hawa
Kehaidranmu tak kupinta
Kewujudanmu memang tidak pernah terlintas dalam jiwa
Namun cepatmu terburu-buru
Berusaha menempatkan dirimu dalam jiwa sang Adam ini
Mengoles sebuah rasa dalam jiwa
Ku menurut dalam hatiku terdetik
Ya….
Mungkin ini teman sepanjang hayatku
Benar penaakulanku kau culas tidak lama
Menilai Si Adam hanya seketika
Hei Hawa – Don’t judge book by its coverlah…
Seperti awalnya
Kehadiranmu tak kupinta
Keterburuanmu mengoles cinta dalam hati si Adam
Nah ku tertawa
Kini kau merencatkan satu simbiosis cinta yang kau sendiri cipta
Apa kau ingat ini lakonan semata..
Dan si Adam adalah satu simbol analisis cinta?
PUTUS – mudahnya kalimat ini lahir.
Yatuhan…
Inikah balasan buat si Adam yang jahil ini?
Sukarnya si Adam menanggung derita
Si Hawa mana tahu
Diakhirnya…
Si Adam haruslah tabah dan tabah..
Si Adam tewas lagi pada perlumbaan keduanya.
Hairul Faiezi Lokman
Putrajaya
12.10 pagi
No comments:
Post a Comment